Anda tengah was-was ke samada dalam badan ada sihir atau tak? Tidak lagi bila anda dapatkan 2 video percuma ni. Klik di sini.

Ilmu Tenaga Dalam Menurut Islam (Bahagian 3)

ilmu makrifat tingkat tinggi

Dikemaskini pada 15/11/2017 oleh Ustaz Abdullah

Bagi yang baru pertama kali membaca artikel di blog ini, saya galakkan anda baca dulu bahagian pertama dan bahagian kedua terlebih dahulu. Klik di sini untuk membaca artikel bahagian pertama. Dan klik di sini untuk membaca artikel bahagian kedua.

Meramal barang hilang atau makhluk halus

Cara ini biasanya dilakukan oleh pengamal ilmu tenaga dalam dengan melatih pancainderanya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi sensitif hingga boleh ‘meradar’ lokasi barang yang hilang atau makluk halus.

Tidak diragukan bahwa cara mengesan ba­rang hilang seperti ini tidak ada beza dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku me­ngetahui benda yang hilang. Sekalipun para pengamal ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.

Praktik perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rasululloh s.a.w dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Baginda juga telah  bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)

Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan membenarkan perkataanya adalah ti­dak diterima solatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi, jadi bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.

Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.

Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghaib yang telah lalu atau yang akan datang ke­cuali Allah s.w.t sahaja sebagaimana di dalam firmannya:

“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)

Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara ghaib merupakan kekhu­susan Alloh Ta’ala. Bahkan Nabi s.a.w sendiri sebagai utusan Allah juga tidak mengetahui perkara ghaib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya. Se­andainya ia mengetahui yang ghaib tentu akan mengetahui rahsia takdir yang akan terjadi dan beliau tentu akan memanfaatkannya. Allah s.w.t telah berfirman:

“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik keman­faatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kema­dhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan seki­ranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al-A’rof [71:188)

Rasulullah s.a.w telah bersabda bersabda : “Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Allah Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kan­dungan selain Allah Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) bilakah hujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui bilakah akan terjadinya hari ki­amat kecuali Alloh Ta’ala” (HR. Bukhori)

Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para praktisi dan penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahwa mereka dengan teknik medi­tasi dan memakai ilmu clairvoyance mampu mengeta­hui masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan syaitan dan kesesatannya.

Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.

Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk perdukunan dan sihir yang diharam­kan agama, sebab isi hati orang lain merupakan perkara ghaib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati.” (QS. Ghofir [401:19)

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang tersem­bunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Fathir [35]:34)

Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad, seorang yang dikatakan sebagai Dajjal dan boleh mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, sebagaimana yang diri­wayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah s.a.w berkata kepadanya :

“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia men­jawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap) Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak mampu untuk meneka apa yang disembunyikan oleh Nabi s.a.w kecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.

Bahkan Nabi s.a.w telah mengutuk dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahawa orang-orang yang berusaha mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain kecuali para pem­bohong yang mengikuti hawa nafsu dan juga bisikan syaitan.

KELIMA :

TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN

Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir. Ini adalah salah satu bentuk amalan kesyirikan yang mengurangi atau bahkan mem­batalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk dijadikan azimat atau tangkal, pengasih­an, penjagaan, kewibawaan, dan lain-lain. Praktik seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa menggantungkan azimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)

Jika benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi dijadikan sebagai tangkal dengan keyakinan bahwa ia adalah penyebab mendatangkan kebaik­an dan menolak kemudharatan, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan dosa besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahwa benda tersebut de­ngan sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak kemudharatan, maka ini adalah syirik be­sar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

Sebahagian guru tenaga dalam ‘mengisi’ murid­nya dengan ‘tenaga’nya dan ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai “azimat hidup”. Hal ini akan mendatangkan kesan buruk bagi murid sebab ia akan selalu bergantung kepada diri­nya dan lupa kepada pertolongan Allah s.w.t dan hilang atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa.

Berlakunya keadaan sedemikian kerana ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. Allah s.w.t tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya tidak akan tenteram dan aman sebagaimana sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat maka Allah tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menen­teramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)

Maksud hadis di atas ialah mereka (yang memakai azimat) hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.

KEENAM :

PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN

Tidak diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara yang disyari’atkan untuk menjaga diri dari segala kejahatan dan mengusir jin. Teknik yang diajarkan di dalam ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk praktik perdukunan dan sihir yang diharamkan agama.

Seorang mukmin meyakini bahwa tidak se­orang pun yang mampu mendatangkan mudharat kepada dirinya kecuali apa yang telah ditakdirkan Allah s.w.t akan menim­panya. Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari Alloh dan bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang mampu menyelamatkannya dari bermacam bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang tertanam di hatinya.

Oleh kerana itu cukuplah sekadar dia membaca dzikir­-dzikir yang disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a yang ajar­kan oleh Nabi s.a.w seperti di bawah:

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengu­capkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat­-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia  pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)

Sedangkan untuk mengusir jin cukup baginya dengan membaca dzikir pagi dan petang terutamanya ayat Kursi, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang sahih yang diriwayatkan oleh Abu Hu­rairah radhiyallahu ‘anhu bahawa syaitan telah mengajarkan do ‘a berikut :

“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi, Allah senantiasa akan menjagamu dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pem­bohong (besar) itu adalah syaitan.” (HR. Bukhori)

Demikianlah cara syar’i dalam membentengi diri dari segala bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang diharamkan oleh agama. Landasan ilmu tenaga dalam tiada lain adalah bisikan syaitan kepada para walinya.

Demikianlah sebahagian kesesatan dan kesyirik­an yang terdapat dalam ilmu tenaga dalam dan sejenisnya. Dari perkongsian di atas kita dapat me­mahami betapa besar peranan syaitan dalam me­nyesatkan manusia dari jalan yang benar. Juga dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram karena tidak ber­manfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan cara syaitan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan kesyirikan yang boleh menyebabkan seseorang itu terkeluar dari agama Islam.

Mudah-mudahan artikel yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Penu­lis berdo’a semoga Allah s.w.t sentiasa menunjukan kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkan­nya. Semoga Allah ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya.

Sumber rujukan:

Anda Dapat Sesuatu?

Jika ya, jangan lupa untuk kongsikan artikel yang anda baca ini dengan rakan-rakan anda yang lain. Anda juga boleh melanggan artikel terbaru saya terus melalui emel. Klik di sini untuk melanggan.

 

Follow saya di sosial media:
Ilmu Tenaga Dalam Menurut Islam (Bahagian 3)
Scroll to top
error: Maaf. Artikel ini tidak dibenarkan untuk copy!!