Bagi yang baru pertama kali membaca artikel di blog ini, saya galakkan anda baca dulu bahagian pertama dan bahagian kedua terlebih dahulu. Klik di sini untuk membaca artikel bahagian pertama. Dan klik di sini untuk membaca artikel bahagian kedua.
Meramal barang hilang atau makhluk halus
Cara ini biasanya dilakukan oleh pengamal ilmu tenaga dalam dengan melatih pancainderanya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi sensitif hingga boleh ‘meradar’ lokasi barang yang hilang atau makluk halus.
Tidak diragukan bahwa cara mengesan barang hilang seperti ini tidak ada beza dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku mengetahui benda yang hilang. Sekalipun para pengamal ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.
Praktik perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rasululloh s.a.w dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Baginda juga telah bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)
Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan membenarkan perkataanya adalah tidak diterima solatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi, jadi bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.
Continue reading “Ilmu Tenaga Dalam Menurut Islam (Bahagian 3)”